Pages

Manusia dan Hal-hal yang Telah Selesai


Manusia dan Hal-hal yang Telah Selesai (1)
-buat GM

/i/
Selalu, kupikir bahwa menjadi manusia
sepertinya harus sering-sering berak dan pergi
ke kamar mandi dan duduk lama di kloset
sembari terus-menerus memikirkan sebuah akhir;
Sebuah akhir dari awal yang tak tahu bentuknya

/ii/
Aih! Selesaikan urusan perberakanmu
lalu bertanyalah sesukamu: di mana hidup harus berakhir?
Berakhirkah hidup ketika kau selesai cebok
dan kau angkat pantatmu dari kloset?
“Hidup memang selalu berakhir sesaat setelah berak!”

/iii/
Manusia, selesailah kau ketika bertanya
tentang serba-meta dan berlaku anggun
demi menjual keyakinan yang pipih seperti rok ibu-ibu
Manusia; selesai dengan rekayasa tentang makna purna
dari Maha sesaat sebentar sebelum semuanya tiada

/iv/
Seperti aku yang tengah bertengkar dengan keadaan
kau bertugas menyelesaikan urusanmu dengan hidup;
Menujukah jalanmu ke labirin absurdisme, nilihilisme, realisme
empirisme, idealisme, rasionalisme, kolonialisme, marxisme
anti-makna, anti-arti, anti-abadi, anti-tanda, anti-deteksi?
Atau luruskah jalanmu ke ketenangan buang tinja di musim dingin
dan merasa, benar-benar merasa, bahwa hidup telah selesai di sana?

/v/
Manusia/ permainan dadu
Manusia/ sengguk tangis wanita
Manusia/ bokong waktu
Manusia/ sengak bau tinja
Manusia/ pipis anak muda
Manusia/ senyum banal si banci
Manusia/ ketiak ibu-ibu tua
Manusia/ sebatang lidi
Manusia/ ah, segalanya selesai dalam permisalan yang lucu seperti kelakar nabi saat menasehati kaumnya mengenai surga yang tak tahu bagaimana aromanya

/vi/
Aku menghibur diri dengan mengatakan:
“Manusia memang telah, tengah, dan akan selesai.”
Aku bermimpi bahwa buang tinja adalah akhir segalanya;
akhir dari ketidak-sengajaan waktu
dan akhir dari permainan film biru
Selesaikan manusiamu!
Selesaikan!
Selesaikan!
Lalu berbahagialah:
Sesungguhnya merupakan tanda-tanda
orang bahagia adalah ia yang selalu buang tinja

Kairo, 2014


Manusia dan Hal-hal yang Telah Selesai (2)

Dari punggung seorang wanita
kulihat akal-akal tumbuh
dan indera-indera subur
dan idea-idea berbiak
dan fenomen-fenomen nyata
dan insiden-insiden mencuat
dan tragedi-tragedi lahir

Dari punggung seorang wanita
kulihat mazhab-mazhab punah
dan ideologi-ideologi musnah
dan agama-agama mentah
dan pegangan-pegangan buntu
dan kebenaran-kebenaran ambigu
dan keyakinan-keyakinan tabu

Dari punggung seorang wanita
kulihat mimpi-mimpi diamini
dan hayalan-hayalan jadi saksi
dan permainan-permainan laku
dan imaji-imaji tak membisu
dan rekayasa-rekayasa tak buta

Dari punggung seorang wanita
semua selesai;
apa yang kau pertanyakan perihal dunia
telah selesai di punggung seorang wanita
barangkali hanya satu yang tak dapat dilerai:
apakah wanita satu-satunya manusia?

Kairo, 2014


Arif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram